Korsel Ingin Beli Rudal AS Senilai Rp4,3 Triliun untuk Kapal Aegis

Jum'at, 07 Desember 2018 - 15:18 WIB
Korsel Ingin Beli Rudal AS Senilai Rp4,3 Triliun untuk Kapal Aegis
Korsel Ingin Beli Rudal AS Senilai Rp4,3 Triliun untuk Kapal Aegis
A A A
SEOUL - Korea Selatan berencana untuk membeli lusinan rudal buatan Amerika Serikat (AS) khusus untuk kapal perusak Aegis. Nilai kesepakatan pembelian yang sedang dijajak ini ini mencapai USD300 juta atau lebih dari Rp4,3 triliun.

Agen pembelian senjata Seoul mengatakan tujuan pembalian rudal berbasis kapal perusak Aegis itu untuk meningkatkan pertahanan udara terhadap Korea Utara, meski kedua negara saat ini sedang begerak maju untuk mengurangi ketegangan.

Sejak 2013, Korea Selatan telah membeli Standard Missile-2s, yang dikembangkan oleh Raytheon Co, dengan mencicil. Senjata itu untuk melengkapi tiga kapal Aegis yang bersiap untuk dikerahkan pada tahun 2020-an.

Seorang pejabat Administrasi Program Akusisi Pertahanan Korea Selatan (DAPA), seperti dikutip Reuters, Jumat (7/12/2018), mengatakan keputusan pembelian rudal terbaru dibuat oleh panel akuisisi pertahanan. Pejabat itu menolak untuk diidentifikasi karena dia tidak berwenang untuk berbicara secara terbuka tentang kesepakatan itu.

Dalam upaya rekonsiliasi dua Korea tahun ini, kedua pihak telah melakukan pertemuan puncak September di Pyongyang. Seoul dan Pyongyang sepakat meredakan ketegangan militer di perbatasan bersama yang dijaga ketat.

Meski ketegangan telah mereda, Korea Selatan terus memperkuat pertahanan udara, di mana pada bulan lalu Seoul memutuskan akan membeli dua sistem radar peringatan dini dari Israel.

Pada bulan September lalu, Departemen Luar Negeri AS menyetujui kemungkinan penjualan peralatan militer senilai USD2,6 miliar kepada Korea Selatan, termasuk enam pesawat pengintai maritim P-8A Poseidon buatan Boeing dan 64 rudal Patriot anti-balistik, yang dibuat oleh Lockheed Martin Co.

Kedua Korea secara teknis masih berperang karena konflik 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan dengan perjanjian damai.

Pada pertemuan puncak bulan Juni di Singapura, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump berjanji untuk bekerja menuju denuklirisasi. Namun, implementasi perjanjian itu tidak jelas, meski Pyongyang sudah berhenti menguji coba senjata nuklir dan rudal.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5020 seconds (0.1#10.140)